Oleh Petrik Matanasi
ENTAH APA yang terlintas di kepala John Lennon. Bayar pajak memang mengesalkan. Mungkin Lennon enggan, tapi rasanya uangnya tak akan habis hanya untuk bayar pajak. Negara lahir untuk menghindari kekacauan. Nyatanya, kekacauan yang dilenyapkan negara hanya menghasilkan pembungkaman yang menusuk sisi-sisi kemanusiaan atas nama negara. Mungkin itu yang dibenci Lennon dari negara.
Benar adanya bila banyak orang yang mati negara--namun tidak semuanya dilabeli pahlawan, karena banyak juga yang dilebeli sebagai pengkhianat. Seperti halnya sejarah, negara juga dibangun dengan lumuran darah. Ketika Republik ini dibangun pun bergalon darah tercecer oleh Revolusi--tidak heran bila Soekarno bilang, bahwa Revolusi pasti akan mengorbankan anaknya--pada awal kemerdekaan Republik mimpi ini.
Lantas, bila negara terbangun apakah akan selesai tetesan darah itu? Rasanya belum darah masih akan menetes entah untuk siapa? Katanya untuk negara. Lantas orang miskin akan bertanya, siapa itu negara? Apakah negara itu orang-orang kaya? Orang kulit hitam di Afrika Selatan zaman Apartheid bertanya, apakah negara itu orang-orang kulit putih. Di Burma orang juga pasti bertanya, apakah negara itu milik kaum mayoritas?
Negara nyatanya tidaklah milik rakyat--padahal negara disetting untuk melayani kebutuhan manusia yang bernafas naungan wilayah yang diklaim negara itu. Apa yang banyak terjadi, Negara tidak lebih dari institusi yang didominasi orang-orang kolot.
John Lennon bukan negarawan--walau nama tengahnya Winston yang dicomot dari nama Winston Churchild. Imagine there no country, seperti dalam lirik lagu Imagine rasanya kurang dipedulikan orang. Lagu anti perang dan penindasan itu kerap dinyanyikan ketika terjadi bencana alam. Lagu ini sebenarnya bukan menggugat alam kejam buah tangan Tuhan ini. Imagine lebih bicara tentang kebodohan manusia.
Lennon memang bukan sejarawan, namun Lennon merasa Negara juga penindas. Lihat saja zaman raja Louise di Perancis. Zaman sekarang, dimana manusia merasa merasa paling beradab dari masa sebelumnya, Negara masih tetap dengan jiwa yang sama--hanya dengan wajah berbeda saja. Ini zaman dimana demokrasi adalah wajah negara di dunia.
Negara kerap merasa menjadi penguasa dunia. Seperti kata Marx, negara adalah institusi yang berhak menggunakan kekerasan kepada rakyatnya. Dengan kata Marx itu, betapa kaum komunis juga komunis, tidak memiliki konsep negara ideal ala Marxis. Mengapa harus ada Uni Soviet pascaRevolusi Rusia Oktober 1917. Marx sendiri tidak berkoar soal negara kecuali menggugat sistem kapitalis--di mana negara-negara besar di Barat bersekutu dengan pemilik modal. Di mana rakyat sebagai manusia diperbudak. Negara bisu ditengah derita sebagian besar manusia oleh injakan sejarah. Negara bahkan menjadi kaki yang menginjaknya.
Imagine, tanpa Lennon sadari, berusaha menghentikan penginjakan kaki sejarah atas manusia—“menghapuskan penghisapan manusia atas manusia" kata Marx. Lennon bukan Marxis yang inginkan Negara tidak ada—kecuali masyarakat Sosialis bagi kaum marxis tapi entahlah masyarakat macam apa yang diinginkan John Lennon.
Bayangkan bila tidak ada negara. Tidak akan ada orang yang mati untuk negara juga tidak ada kekerasan. Itu yang terngiang pada pertengahan lagu Imagine yang ditulis John Lennon. Sayang lagu itu lebih banyak dianggap bualan Lennon saja—padahal tidak sulit membayangkannya kecuali mewujudkannya. Dunia, bagi banyak manusia, butuh Tuhannya sendiri. Negara, Tuhan manusia di dunia itu, akan murka bila meresapi lagu Imagine-nya John Lennon itu—juga bila membaca tulisan ini, sendiri.
Rabu, 09 Januari 2008
Negara Imagine John Lennon
*Didedikasikan untuk John Lennon yang ditembak mati Mark David Chapman 27 tahun lalu di New York, Amerika Serikat.
Diposting oleh Salam Musik Indonesia! di 08.44
Label: Petrik Matanasi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Baguzzzz. Teruskan kreati kalian, aku suka meliatnya. Dan jangan lupa awali hari kalian dengan Senyum...:)
BalasHapusbaguuzzz..teruskan proses kreatif kalian. Aku suka ngeliatnya
BalasHapusterimakasih.. kami tunggu anda segera bergabung, oke?
BalasHapus