Minggu, 01 Agustus 2010

Sakura-Fariz RM, Mendobrak Mainstream!

JANGAN pernah bicara musik Pop Indonesia era 80an jika tidak menyebut nama Fariz Rustam Munaf atau yang lebih dikenal dengan Fariz RM. Ya, musisi kelahiran Jakarta 5 Januari 1959 ini terkenal piawai mencipta lagu. Banyak lagu ciptaannya yang menjadi Top Ten pada tangga lagu Indonesia kala itu. Bakat bermusiknya memang sudah kelihatan sejak belia, usia 12 tahun. Maklum, Fariz merupakan anak dari Hj. Anna Reijnenberg yang juga guru les piano. Selain itu, Fariz juga belajar piano pada Sunarto Sunaryo dan juga Prof. Charlotte Sutrisno JP.

Lingkungan bermainnya juga turut mengasah bakat Faiz (panggilan Fariz RM) di lingkungan anak Menteng, seperti Debby dan Odink Nasution. Karir bermusiknya makin menanjak setelah mengikuti Lomba Cipta Lagu Remaja yang digelar radio Prambors bersama sejumlah temannya di SMA 3 Jakarta, seperti Adjie Soetama, Raidy Noor, Adie MS, dan Ikang Fawzi. Album Fariz kedua bertitel SAKURA yang dirilis tahun 1980, langsung melejitkan karir bermusik Faiz dan menggelorakan jiwa bermusik untuk terus aktif menciptakan tembang-tembang andalan. Album Sakura terdiri dari sembilan lagu ; Sakura, Selangkah Keseberang, Belenggu (Perjalanan), Semusim, Nada Cinta, Mega Bhuana, Suasana (Yang Ada), Cermin Noda, dan Malam Kesembilan.

Setahun sebelum album ini muncul, sebetulnya Fariz sudah menelurkan satu album bertitel "Selangkah Keseberang". Perusahaan label "Pramaqua" yang menggarap album tersebut konon terlalu lama membuat kalkulasi bisnis. Mereka disebutkan, ragu dengan gaya musik yang diusung Fariz. Dan memang, musiknya beda dengan musik-musik pasaran saat itu apa bisa diterima pasar. Maklum kala itu dunia musik Indonesia sedang diserbu musik cengeng berirama mendayu-dayu. Dan diluar dugaan, Fariz bisa membuktikan bahwa musik diluar mainstream kala itu ternyata bisa juga diterima telinga pencinta musik Indonesia.

Sesuai dengan titel albumnya, tembang "Sakura" diposisikan paling awal dalam album ini. Dan betul, lagu ini melejitkan nama Fariz RM dan menjadikan album ini masterpiece, sebagai album yang layak dikoleksi oleh pecinta musik Indonesia. Meski beryair cinta, namun penggarapan musiknya jauh dari kesan cengeng. Irama pop yang diusungnya memang beda. Fariz memang pandai memainkan loop-loop ringan dari intonasi nada yang digarapnya. Suara yang lembut dan intonasi stabil saat membawakan nada tinggi, plus alunan suara dalam falseto-nya menjadi ciri khas Fariz. Lagu Sakura ini juga yang membuat kepincut kakak dari bos Pertamina kala itu, Ponco Sutowo, yang kebetulan akan membuat sebuah film layar lebar. Rupanya dia tertarik dengan warna musik Fariz RM dan meminta Fariz untuk membuat sound track dari film yang akan digarapnya. Judul filmya adalah "Sakura Dalam Pelukan" dengan pemain utama seorang tokoh yang namanya saat itu lagi ngetop, yaitu Liem Swie King, jago bulutangkis yang sudah beberapa kali merebut juara All England. Namun sayang, Film tersebut tidak selaris lagunya.

Duet dengan penyanyi Anita Carolina M menjadi duet yang pas dalam tembang "Malam Kesembilan" yang digarap dengan nada yang Jazzy. Irama easylistening lagu ini yang diikuti dengan teriakan false-nya yang stabil, plus perkusi yang mengiring menjadikan musik yang "sulit" semakin enak untuk dinikmati. Tembang "Selangkah Keseberang" digarap serius oleh Fariz. Intronya yang Jazzy, plus kombinasi elektrik piano pada intro menghasilkan musik berciri khas Fariz. Di lagu ini kita bersama-sama bisa menilai kemampuan Fariz dalam mencipta lagu-lagu yang bagus. Dan memang, dalam proses penggarapan album ini Farizlah yang memainkan alat musik seperti drum, piano, gitar, bas dan kibor.

Perjalanan bermusik Faiz memang panjang dan berliku. Beberapa kali membentuk band, seperti Transs, Symphony, Wow, GIF dan bersolo karir semakin membentuk karakter bermusiknya. Tidak hanya itu, proyek bermusiknya juga banyak, seperti membantu band Gank Pegangsaan, menjadi penata musik, membuat soundtrack, duet hingga merambah kedunia Film. Sifat kerja kerasnya Fariz membuat suami dari Oneng Diana Riyadini, mantan peragawati asal Semarang, pernah membuatnya terjerembab dalam penggunaan Obat-obat terlarang dan sempat mendekam dalam rumah tahanan Cipinang. Lepas permasalahannya itu, sepertinya Fariz RM kini sudah lebih kalem dan bijak menyikapi hidup. Publik pecinta musik Indonesia masih dan selalu menanti karya-karya terbaru dari Fariz RM. Hayo berkarya lagi Bang Faiz! [lysthano/foto:akurama record]

selengkapnya >>>

Arwana Return, Kembali Demi Fans



SETELAH sempat vakum selama 10 tahun Grup musik asal Pontianak “Arwana Return” mencoba kembali eksis di Blantika musik tanah air. Grup musik yang kali ini  di gawangi tiga personil, yakni Hendri Lamiri (vocal & violin), Yudie Chaniago (vocal & drum) dan Yan. Machmud (lead vocal & acoustic guitar) saat ini mereka sedang menyiapkan album ke tiganya berjudul Jangan Pergi. “Kita vakum bukan karena personil kita pecah, tetapi karena kita banyak kesibukan,” ucap Yudi di lokasi pembuatan vidio klip mereka di Jakarta Selatan.

Kebangkitan kembali mereka selain karena dorongan semangat para fansnya juga karena dari grup band ST12 yang bergenre Melayu seperti mereka. “Sebelumnya kita tidak optimis apalagi usia kita kan nggak muda lagi seperti dulu, di tambah lagi banyak band-band baru yang telah sukses, tetapi berkat dukungan mereka dan sejumlah fans kita akhirnya kita berani bangkit kembali,” jelas grup musik yang awalnya memiliki enam personil tersebut.

Dengan tetap Konsisten di jalur musik melayu serta di ramu dengan pop rock dan dibalut dengan  beragam musik tradisional terutama etnik Kalimantan Barat, Grup band Arwana Return tetap menyuguhkan konsep yang lama. “Kita tidak akan meninggalkan konsep awal kita, namun kita tetap ikuti perkembang musik ditanah air, dan dengan musikalitas kami sekarang, kami sangat yakin bahwa kami pun bisa menggaet fans-fans baru bagi grup band kami” tukas yudi.(DS/BP)

Sumber:
www.selebonfire.com

selengkapnya >>>