Rabu, 28 Juli 2010

"Tribute to Eros Djarot" Diluncurkan

SENIMAN dan politikus Eros Djarot, Jumat (23/7/2010), di Lunar Lounge, Jakarta, melepas kerinduan para pecinta musiknya dengan meluncurkan album baru bertajuh Tribute to Eros Djarot. "Semula beberapa sahabat berniat merayakan hari ulang tahun saya pada tanggal 22 Juli 2010, tapi ide ini saya tolak karena kurang kreatif. Namun, ketika mereka menyodorkan pilihan tema Merayakan 35 Tahun Perjalanan Eros Djarot Berkarya, saya langsung setuju," kata Eros, kepada ratusan tamu dari berbagai kalangan.

Eros di akhir dasawarsa 60-an telah membentuk band di kawasan Menteng bernama Chekink II bersama Tri Anggono, Epot, dan Adi Darmadi. Seusai meraih pila Citra untuk penata musik terbaik film Badai Pasti Berlalu dalam FFI di Ujung Pandang, Eros lalu mengambil beasiswa untuk bidang sinematografi di London Inggris. Tahun 1983 Eros kembali ke Indonesia, kembali bekerja sama dengan Chrisye dan Yockie dalam tiga album Chrisye, yakni Resesi, Metropolita, dan Nona. Debut album solonya yang diliris tahun 1983 bertajuk Kembalikan Masa Depanku, yang didominasi dengan lirik-lirik bernuansa kritik sosial. Album solo kedua bertajuk Manusia-manusia, yang juga berlirik kritik sosial.

Setelah lama tak terdengar kegiatan bermusiknya, Jumat malam tadi Eros meluncurkan album baru bertajuk Tribute to Erros Djarot. "Album baru ini sudah lama beredar, namun belum pernah diluncurkan maupun dipromosikan," tandasnya. Pada ulang tahun Erros ke-60 itu, sejumlah penyanyi membawakan lagu-lagu tentang kita dan tentang cinta. Lagu Ketika Cinta Kehilangan Kata, yang dipopulerkan Berlian Hutauruk, semalam dibawakan dengan sangat menggetarkan dan memukau oleh Lea Simanjuntak.

Kakak Eros, Slamet Rahardjo Djarot, juga membawakan lagu Menembus Malam dengan sangat memukau. "Eros lebih baik begini, berkesenian," kata Slamet. Seniman Sys NS mengatakan, lagu-lagu Eros yang baru menggambarkan percintaan, mungkin pertanda cinta dengan keluarga. "Saya mengagumi karya-karya Eros Djarot," katanya.

selengkapnya >>>

Sabtu, 24 Juli 2010

Musisi Indonesia Buka Konser Slash






MANTAN lead guitarist grup Guns N' Roses yang sekarang menjadi lead guitarist Velvet Revolver, Slash, sudah menjadi idola bagi para penggemar musik rock. Dia termasuk gitaris legendaris. Akhir bulan ini, pemilik nama asli Saul Hudson itu akan datang ke Indonesia untuk menjumpai penggemarnya. Surabaya menjadi jujukan pertama. Di Kota Pahlawan itulah konsernya yang bertajuk "Slash feat Myles Kennedy World Tour Concert 2010" akan dimulai. Sabtu pekan depan (31/7), Jatim Expo akan menjadi saksi kehebatan pria kelahiran Hampstead, pinggiran Kota London, tersebut.

Di Jakarta, dia bakal mengadakan konser di Istora Senayan pada 3 Agustus. Pada penampilan nanti, Slash yang lahir pada 23 Juli 1965 itu tidak sendiri. Selain Myles Kennedy (Alter Bridge), penerima penghargaan Hollywood Wall of Fame pada 2007 itu akan ditemani additional player seperti Bobby Schneck (Weezer, Greenday, Aerosmith), Todd Kerns (Age of Electric, Static in Stereo, Sin City Sinners), serta Brenz Fitz (Alice Cooper dan Vince Neil).
 
Para bintang rock Indonesia juga ikut meramaikan konser Slash. Ada grup kolaborasi yang diberi nama All Indonesia Rock Star. Personelnya, antara lain, Abdee (Slank), Baron (Soulmate),Yoyo (Padi), Thomas (Gigi), Shandy (Pas Band), dan John Paul Ivan. Mereka menjadi band pembuka.
 
Hasan Abdul Gani, president director Mahaka Entertainment selaku promotor konser, menjanjikan pertunjukan Slash bakal menjadi konser rock yang memukau. "Bayangkan saja, orang-orang yang expert di musik rock itu akan bermain bersama dalam satu panggung," ucapnya. Bukan hanya Slash dan timnya, para rock star tanah air juga akan tampil all-out. "Mereka juga pasti ikut kesetrum energi Slash. Nggak mau kalah," ungkapnya.
 
Untuk konser Slash, Hasan menjelaskan bahwa Mahaka Entertainment berhasil memboyong peraih penghargaan Best Electric Guitar 2009 versi Time Magazine itu ke Indonesia karena konsernya yang sejatinya akan berlangsung di Hongkong batal. "Yang di Hongkong batal karena ada kerusuhan. Jadi, kami ambil. Makanya bisa manggung di dua kota, Surabaya dan Jakarta," paparnya. Surabaya, menurut Hasan, dipilih karena masyarakat perlu diedukasi bahwa Indonesia bukan hanya Bali dan Jakarta. (jan/c5/ayi)

Sumber:
JPPN

Foto:
www.examiner.com

selengkapnya >>>

Duo Kribo dan Perjalanan Musik Rock Indonesia



DALAM acara Bulan Film Nasional 2010, film Duo Kribo kembali diputar. Duo Kribo diputar kembali di Kineforum, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, sebagai perayaan ditemukannya kembali kopi film tersebut dalam format 35 mm di Inter Studio, Jakarta. Meski kondisinya sudah tak prima lagi, dengan gambar yang berwarna merah, pemutaran film tersebut menyedot banyak penonton, terutama anak-anak muda.

Download lagunya di sini: Duo Kribo - Aku Harus Jadi Superstar

Banyak hal yang terekam dalam film tersebut, terutama seputar kondisi industri musik dan realita yang melingkupi para musisi. Sejak ditayangkannya film Duo Kribo sekitar 30 tahun silam, potret industri musik di Indonesia boleh dibilang tak pernah berubah. Hingga kini, yang berkuasa di industri musik adalah para cukong atawa bos pemilik label.

Hal itu tergambar dalam film Duo Kribo yang dibintangi Rocker Achmad Albar dan Ucok Harahap – populer dengan nama Ucok AKA. Dalam film tersebut diceritakan Ucok AKA tengah bernegosiasi kontrak rekaman dengan seorang produser. “Ya, cukong, kan, yang berkuasa,” kata Ucok kepada bos sebuah perusahaan rekaman. Adegan dalam film arahan sutradara Eduard Pesta Sirait itu menunjukkan kondisi industri musik kita saat itu, yakni pada pertengahan 1970-an. Kondisi itu tak berubah sampai sekarang. Boleh dibilang, bos label rekaman tetap saja yang berkuasa.

Dalam sebuah diskusi yang digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, seusai pemutaran Duo Kribo, pengamat musik Denny Sakrie menyatakan film tersebut bisa menjadi tolok ukur siklus perjalanan industri musik Indonesia, seperti tentang kontrak rekaman di atas. Hal senada disampaikan produser musik David Tarigan. Menurut David, film tersebut memang menjadi tolok ukur antara musik rock dengan realita di lapangan. Selain urusan kontrak rekaman, dalam Duo Kribo juga terungkap bagaimana konflik yang acap terjadi di dalam sebuah kelompok musik. “Contohnya dalam adegan ketika drummer grupnya Achmad Albar hengkang dan pindah ke bandnya Ucok,” ujarnya.

Sumber:
Aguslia Hidayah, dalam www.tempointeraktif.com

Foto:
Kineforum

selengkapnya >>>

Jumat, 23 Juli 2010

Kidnap Katrina Siapkan Album Baru

DI PERTENGAHAN tahun ’90-an, komunitas Potlot—sebelum jadi tempat berkumpulnya Slankers—adalah tempat berkumpulnya anak muda kreatif dengan gairah musik yang tinggi. Dari sana lahir banyak band, salah satunya Kidnap Katrina yang pernah merilis album berjudul Kidnap Katrina [1993], dengan salah satu hits-nya “Biru”. Setelah bubar, vokalis band alternatif rock ini kemudian semakin dikenal publik, apalagi setelah dia berduet dengan Krisdayanti. Dan karir bernyanyi Anang Hermansyah pun lebih lama dibandingkan Kidnap Katrina. Tahun 2003, Kidnap Katrina melakukan reuni di konser ulang tahun Slank yang digelar di Lebak Bulus. Itu kali pertama mereka tampil kembali sejak tahun ’94. 
 
Lantas, medio 2009, dalam sebuah pesta ulang tahun anak Anang, drummer Massto Sidharta dan gitaris Koko melemparkan ide untuk melakukan reuni. Anang dan gitaris Damon Koeswoyo menyambut baik ide ini, tapi karena kesibukan para personel ide ini tertahan dan tak langsung terwujudkan. 
 
“Terus gue ketemu lagi sama Anang waktu lagi liburan di Bali. Dia dengan semangat 2000, bukan semangat ’45 lagi bilang, “Ayo dong kita mulai. Gue free nih.” Itu baru pas dia setelah cerai,” kata Massto ketika dihubungi lewat telepon, Kamis [22/7] sore. 
 
Maka, pada medio Februari 2010, Kidnap Katrina berkumpul kembali di sebuah studio di kawasan Radio Dalam. “Asik aja, chemistry-nya masih nyambung walaupun udah lama nggak ketemu,” kata Massto. Di pertemuan itu, mereka melakukan jam session dan membawakan lagu baru. Di pertemuan pertama itu, iseng-iseng mereka mengaransemen ulang lagu “Separuh Jiwaku Pergi” yang telah lebih dulu dilempar ke pasaran oleh Anang. “Awalnya sih Anang cerita bahwa dia sebenernya ngerasa lagu itu bisa lebih kuat lagi. Dia penasaran kalau sama Kidnap jadi kayak apa, ya udah dicoba aja. Akhirnya dibikin deh, padahal itu mendadak idenya. Lagu itu temanya jadi blues,” kata Massto. 
 
Hingga kini, mereka telah merekam delapan lagu [satu di antaranya lagu “Separuh Jiwaku Pergi”]. Tapi, Kidnap Katrina tak hanya ingin merilis album yang berisi lagu-lagu baru, mereka juga ingin melakukan mixing ulang [rencananya akan dikerjakan oleh Indra Q] terhadap album pertama mereka sehingga nanti album kedua Kidnap Katrina adalah sebuah double album. “Soal kesempatan di industri musik, yaa terutama buat kami sih, ini untuk menyalurkan aspirasi dan inspirasi. Tapi ya kalau gua pribadi terhadap temen-temen sih percaya ini bisa oke, karena gua tahu kapasitasnya masing-masing,” kata Massto. 
 
Soal musik, Massto mengatakan Kidnap Katrina masih membawa warna musik mereka yang dulu [Massto menyebutnya, rock dengan sedikit pengaruh dance], tentu saja dengan pengaruh pengalaman hidup para personel mereka sejauh ini. Bassis orisinal mereka, Gorgha Pasaribu kini tinggal di Sukabumi sehingga belum terlibat dalam proyek ini dan sementara Kidnap Katrina memakai additional bassist.  Massto juga tak mengatakan soal mencari pengganti kibordis mereka, almarhum Teguh Sutomo.
 
Soal keseriusan terhadap reuni ini, Massto mengatakan komitmen mereka sudah kuat. Kebetulan, Dadakoe band yang didirikan Damon sedang vakum. Massto juga mundur sebagai Road Manager demi mengurusi bisnis yang sedang dijalankannya, sehingga membuat dia bisa lebih mudah mengatur waktu dengan Kidnap Katrina. Sedangkan untuk jadwal Anang, staf dari manajemen Anang selalu mengabari jadwal kosong Anang supaya Kidnap Katrina bisa mengatur jadwalnya.
 
“Rencananya rilis Desember, paling telat Januari. Pokoknya nggak boleh lebih, anak-anak juga bilang, “Pokoknya Januari 2011 kan Nang? bukan 2012,” karena 2012 belum tentu dunia masih ada,” kata Massto seraya tertawa. 

Sumber:
Soleh Solihun dalam www.rollingstone.co.id

Foto:
www.rollingstone.co.id


selengkapnya >>>

Kamis, 22 Juli 2010

Whizzkid Masih Garang!

MASIH ingat dengan group band Whizzkid ? Ya, band yang sempat melejit di tahun 90-an ini, kini kembali ingin menunjukkan eksistensinya dengan mengeluarkan album terbarunya ber-title “Nothing but Love.” Berpersonilkan para musisi yang sudah tidak asing ditelinga para penikmat musik Indonesia seperti Hengki V. Supit (vocal/guitar), Ali (Vocal), Andi M. Yusuf (bass), Andi M. Hidayat (guitar), dan Agil (drum). Mereka semakin yakin album terbarunya nanti akan diterima oleh penikmat musik Indonesia.

Download lagunya di sini: Whizzkid - Kawin Lari


Sejak mengawali karirnya di blantika musik Indonesia, Whizzkid cukup rajin mengikuti berbagai festival berskala nasional, tak tanggung-tanggung juara festival rock Jakarta pun pernah diraih. Nama besar Wizzkid memang tak lepas dari nama Hengky Supit the best vocalist festival rock se-Indonesia versi Log Zelebour. Saat karir musik mereka semakin maju, Whizzkid mengalami keguncangan. Hengky Supit, sang vokalis, memilih jalur musik solo. Posisi Hengky kemudian digantikan oleh Benny, mantan vokalis Gypsy. Bersama Benny, Whizzkid melahirkan dua alum Langgam Cinta dan Whizzkid 2000.

Memang sejak berdiri di tahun 1997, kepopuleran Whizzkid tak bisa lepas dari kiprah Hengky Supit, sang vokalis yang memiliki karakter suara yang tinggi melengking. Dan di tahun 2000 hingga sekarang, ‘pamor’ Whizzkid seolah hilang ditelan bumi. Nah, dengan kembalinya Henky Supit menjadi vokalis Whizzkid seolah ingin mengembalikan kejayaan mereka pada era 90-an. Dengan mempersembahkan 11 materi lagu, band yang melejit lewat single “Percayalah” ini tetap mempertahankan ciri khas rock mereka. Whizzkid masih terlihat garang dengan kembalinya Henky Supit. Dengar saja pada lagu “Mabuk Kepayang” dengan sound gitar yang sedikit kasar dan ber-beat cepat seolah para awak Whizzkid ingin menunjukkan bahwa band mereka masih patut diperhitungkan dalam blantika musik rock Indonesia.

Dalam album terbarunya ini, Whizzkid menjagokan lagu “Kawin Lari”. Dengan lirik musik yang sedikit ‘nyeleneh’ dan menyentil telinga, dipastikan orang yang mendengar lagu ini akan tersenyum-senyum. Melalui album “Nothing but Love” ini, tampaknya para personil Whizzkid ingin membuktikan usia bukanlah sebuah masalah dalam urusan musik. Kekuatan musik berada di kreasi dan Whizzkid punya itu sehingga Whizzkid berani turun gunung seraya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa mereka masih mampu untuk bersaing dalam kancah musik Indonesia.

Sumber:
http://www.tnol.co.id

Foto:
http://www.tnol.co.id

selengkapnya >>>

Powerslaves Kembalikan Kejayaan Musik Rock Indonesia



HAMPIR enam tahun vakum, grup musik asal Semarang, Powerslaves kembali menggebrak panggung musik Indonesia. Sebuah single bertajuk "Jangan Kau Mati" pun diusung sebagai pelepas rindu dengan penggemar lama dan baru. "Kembalinya Powerslaves bukan karena kami tergoda melihat band-band baru yang meraih popularitas, tetapi sebagai bentuk kerinduan kami dalam bermusik," kata Heidy, vokalis Powerslaves ketika ditemui VIVAnews di Studio ARCI, Menteng, Kamis 22 Juli 2010.

Download lagunya di sini: Powerslaves - Jangan Kau Mati

Sejak melepas album kelima, Gak Bisa Mati tahun 2004, personel Powerslaves memiliki kesibukan sendiri-sendiri. Heidy sendiri bekerja pada sebuah majalah anak-anak. "Suatu ketika muncul keinginan di hati saya untuk nge-band lagi. Ternyata keinginan itu menjadi doa," ujarnya. "Tiba-tiba Anwar (pemain bass) dan Acho (gitar) menghubungi saya. Dari situlah kemudian kami kembali nge-band dan menghidupkan Powerslaves," tambahnya. Sedangkan Anwar mengakui, buat mereka bisa kumpul lagi dan main musik sudah senang. "Ketika akhirnya kami bergabung dengan Irgo Ramayana Records untuk merilis album lagi, maka ini adalah rejeki," kata dia.

Setelah single "Jangan Kau Mati" diluncurkan, mereka pun bersiap melepas mini album berisi empat lagu, perpaduan dari dua lagu lama dan dua lagu baru, yaitu My Girl, Jangan Kau Mati, Malam Ini, dan Andai Kata. Hampir semua lagu Powerslaves diangkat dari kisah nyata. "Lagu Jangan Kau Mati itu pengalaman sejati saya. Waktu itu, istri saya sakit keras. Saya sedih dan takut kehilangan dia. Dari situlah muncul ide Jangan Kau Mati," papar Acho. "Ya, cinta sejati seorang lelaki terhadap istrinya," timpal Anwar.

Sementara itu, untuk rencana show sudah dirancang. Menurut Acho, Agustus nanti mereka akan show di beberapa kota di Jawa, seperti Yogya, Solo, Purwokerto dan Semarang. "Setelah Lebaran, show kami lanjutkan di beberapa daerah," ujarnya.

Powerslaves kali pertama terbentuk tahun 1991 di Semarang, Jawa Tengah. Band yang mengusung musik rock 'n roll dan blues ini, diawaki oleh Heidy (vokal), Kolem (gitar), Randy (gitar), Vidi (drum) dan Wiwik (keyboard). Lalu, personel berganti. Masuk Anwar Fatahillah (bass) dan Acho Jibrani (gitar).

Kini, Powerslaves bersisa tiga personel lama, yaitu Heidy, Anwar dan Acho. Namun, untuk kebutuhan rekaman dan manggung, mereka dibantu tiga additional player, yaitu  Virdy (drum) Robby (gitar) dan Franky (keyboard). Meski telah lama vakum, namun penggemar mereka tetap setia. Bahkan, Powersslaves pun mempunyai penggemar-penggemar baru. "Terbukti, ketika kami manggung di Solo dan Yogya beberapa waktu lalu, penonton kami bukan hanya penggemar yang dulu, tetapi juga anak-anak remaja. Bahkan, yang membuat kami kaget, banyak remaja yang bisa menyanyikan lagu kami secara utuh. Intinya, kita kembalikan musik rock yang dulu sempat berjaya," tutur Heidy.

Ternyata, tambahnya, para remaja itu tahu Powerslaves dan lagu-lagu Powerslaves dari orangtua mereka. "Ya, mereka tahu lagu kami dari orangtua dan om mereka. Itu yang membuat kami makin antusias untuk kembali ke dunia musik bersama Powerslaves," kata Anwar.

Sumber: http://id.omg.yahoo.com

Foto: http://garut.olx.co.id

selengkapnya >>>